Suaratrinusa.com | Yogyakarta, 24 Agustus 2024 – Melalui kantor perwakilan LSM Triga Nusantara Indonesia di Yogyakarta, sebuah investigasi mendalam telah dilakukan terhadap proyek pembangunan Jembatan Pandansimo yang menghubungkan Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulon Progo. Hasil investigasi ini mengungkapkan beberapa temuan kritis terkait dengan pelaksanaan proyek yang menelan anggaran senilai hampir satu triliun rupiah.
Berdasarkan hasil Investigasi, LSM Triga Nusantara Indonesia menyoroti ketidakhadiran personil utama yang kompeten dalam pelaksanaan proyek ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kepatuhan terhadap standar teknis yang seharusnya diikuti dalam pembangunan infrastruktur skala besar seperti jembatan ini.
LSM Triga Nusantara Indonesia juga menemukan bahwa penggunaan beton yang dicetak di lokasi proyek tidak diawasi secara memadai oleh tenaga ahli yang kompeten. Kehadiran tenaga ahli yang berpengalaman sangat penting untuk memastikan bahwa campuran beton memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan, demi keamanan dan kekuatan jembatan yang optimal.
Berdasarkan hasil Investigasi terungkap bahwa dalam penyatuan antara dua bagian beton yang dicetak secara terpisah, teknik “stopped” yang kritis untuk memastikan kualitas struktural sambungan tidak diterapkan dengan benar. Hal ini berpotensi menimbulkan risiko kelemahan struktural yang dapat membahayakan keamanan jembatan di masa depan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua LSM Triga Nusantara Indonesia, H. Rahmat Gunasin, menyatakan bahwa
Jembatan Pandansimo seharusnya dikerjakan dengan standar tertinggi dalam hal kualitas maupun pengawasan
“Temuan ini sangat mengkhawatirkan dan memerlukan perhatian serius dari pihak berwenang. Proyek sebesar Jembatan Pandansimo harus dikelola dengan standar tertinggi dalam hal kualitas dan pengawasan. Kami mendesak agar tindakan segera diambil untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan demi keselamatan dan kualitas proyek ini,” ucap Cak Yus
Lebih lanjut LSM Triga Nusantara Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan pengawasan terhadap proyek ini dan akan mengajukan rekomendasi perbaikan kepada pihak terkait. Kolaborasi dengan instansi seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Inspektorat Provinsi juga akan dilakukan untuk memastikan bahwa audit yang lebih mendalam dilakukan dan tindakan perbaikan yang tepat diimplementasikan.
Dengan temuan-temuan serius ini, LSM Triga Nusantara Indonesia menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan proyek infrastruktur publik. Pihak berwenang diharapkan segera bertindak untuk memastikan bahwa proyek ini memenuhi semua standar keselamatan dan kualitas yang dibutuhkan demi kepentingan masyarakat dan keberlanjutan infrastruktur nasional.
(Tim)